Pada suatu hari di sebuah desa yang letaknya tidak terlalu jauh dari perkotaan, kudapati dua orang yang sedang berbicara dengan nada yang tinggi. Aku merasa, mereka berdua adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar, atau merebutkan sesuatu. Mereka saling melontarkan pendapatnya masing-masing. Sampai suatu ketika, aku mendengarkan kata "Jikalau itu memang benar maumu, aku memilih untuk putus dan meninggalkanmu".
Wah, putus pikirku. Semakin lama ku mendengarkannya, semakin jelas saja lontaran kata demi kata dan berakhir dengan tangisan si wanitanya. Sesekali si pria itu berkata kasar " Dasar Cewek An**** (Mohon maaf di sensor karena tidak layak untuk di publish). Si pria tersebut pergi meninggalkan kekasihnya itu.
Miris rasanya ketika zaman sudah canggih seperti saat ini masih menangisi kepergian sosok pria yang tidak tulus menyayanginya. Ku pikir, masih banyak orang di luar sana yang mau dan bersedia untuk menerima dia, kekurangan dia, dan lain sebagainya.
Aku mulai menghampiri wanita itu, dan tiba-tiba dia terdiam sembari menghapus air matanya. Aku bertanya padanya "Mbak, putus ya sama pacarnya?" (Dengan keluguanku, aku mulai keppo dengan hal-hal yang terkait dengan percintaan) . ia pun membalasnya "Iya mas, aku sedih banget, di putusin sama dia".
Aku mulai mengambilkan minum dari tasku dan ku berikan kepadanya " Ini mbak, diminum dulu biar lebih tenang, mari duduk dikursi itu" sembari ku menuntun dan mengajaknya untuk duduk dikursi yang letaknya berada di depan sebuah warung kelontong. Mbak, sabar ya ''ucapku''.. Dia pergi itu juga adalah kebaikan untuk mbaknya, karena sekarang mbak sudah tau, siapa yang benar² sayang dan cinta sama mbaknya. "Aku mulai menyemangatinya"
Iya mas, makasih ya atas masukannya. "Jawab dia dengan penuh keyakinan". Iya mbak sama-sama, mbak yakin aja pasti akan dapat yang lebih baik lagi dari dia kok, sans aja.. Hidup itu jangan di persulit, harus selalu dijalani dgn apa adanya.
Akhirnya, aku dan ia menjadi sepasang suami-istri, dan saat ini sudah di karuniai 2 anak yang cantik pastinya.
Comments
Post a Comment