Kasih adalah sosok orang yang aku kagumi saat ini. Sejak awal aku menyapanya dan mendapatkan respon yang membuatku semakin yakin bahwa aku tidak salah memilihnya sebagai orang yang aku kagumi. Ku rasa hidupnya sesosok kasih ini bergelimangan harta dan benda, bisa disebut hedon. Berbeda dengan kehidupanku yang sederhana, datar, dan biasa-biasa saja. Aku merasa kehidupanku selalu dihatui oleh rasa yang monoton, tak seperti kasih.
Kasih berasal dari keluarga yang sangat mampu, bahkan untuk membeli skin carenya kurasa tidak pernah telat. Jarang sekali aku melihatnya tidak menggunakan skin care. Wajah merah merona, lipstik yang tebalnya tak terkira, dan dresscode yang selalu mengikuti zaman membuat rasa keingananku sedikit demi sedikit terkikis oleh tampilannya. Banyak orang yang mengenalinya dan akrab padanya. Kasih adalah tipe orang yang supel (mudah bergaul dengan orang lain) selain itu, ia juga mudah akrab dengan orang yang baru saja ia kenal. Bahkan, saat itu juga ia yang mengawali perbincangan diantara aku dan kasih. Seperti halnya, menanyakan nama Instagram, kemudian saling follow-follback, menanyakan asalku dari mana, dan masih banyak lagi yang ia katakan kepadaku kala itu.
Apa yang membuatku tertarik padanya? Yaps! Sudah sangat jelas sekali ketika aku menemukan sosok seperti ia yang sangat supel denganku, aku mulai penasaran dan mencari tahu banyak tentangnya. Alhasil, aku mencoba untuk mencarinya di facebook ternyata nol besar, aku mencarinya di aplikasi-aplikasi jaman now (big*, hag,*, om*, dll) pun tak kujumpainya. Lalu, ku mencoba untuk mencari emailnya via aplikasi yang sering kami gunakan sebagai media pembelajaran.
Ia sering kali tersenyum padaku, bukannya aku ke GR-an, tapi senyumnyalah yang membuatku semakin yaqueen atas apa yang selama ini aku lakukan kepadanya. Sebetulnya, banyak orang yang mendapatkan senyum manisnya ; bukan hanya aku melainkan semua teman-temannya selalu merasa gembira dan bahagia saat sedang bersama kasih.
Kasih, tipeku? Ya jelas sekali itu. Saat ini aku sedang berada fase dimana aku sangat menyukai dan mengaguminya, entah karena alasan apalagi aku mulai jatuh cinta kepadanya. Seringkali aku memandanginya secara diam-diam, dan diapun tahu bahwa aku sedang fokus kepadanya. Saat itu juga ia seolah-olah tidak mengetahui bahwa aku sedang melihatnya dengan penuh keseriusan.
Siang itu, aku coba untuk membuka instagramku.. Ku melihat ada sosok penyusup yang sedang duduk berdua bersamamu. Ya aku anggap saja ini adalah angin yanh sedang berhembus menjatuhkan seluruh keyakinanku selama ini. Ia adalah orang yang tidak terlalu asing bagiku. Hey penyusup! Penyusup! Kenapa kau tiba-tiba datang dalam hidupnya? Kau ini teman, atau kekasihnya? ābegitulah pertanyaanku dalam hatiā.
Ternyata, ia adalah kekasihnya yang selama ini sudah menjalin hubungan dgn kasih. Kurasa, sudah lama sekali mereka berdua menjalin hubungan. Aku tidak tinggal diam, aku mulai bertanya pada kasih waktu itu. āhey kasih, siapakah dia?ā aku bertanya padanya. Kasih pun menjawab ādia adalah kekasihkuā. Betapa sakitnya ketika aku mendengarkan lontaran kata bahwa selama ini ia sudah memiliki kekasih selain aku.
Oke, dari sini kita bisa mengambil kesimpulan
āJangan suguhkan kopi, jika anda hanya mempunyai gulaā
Comments
Post a Comment